Melihat Prospek Pasar Modal di Tengah Kenaikan Suku Bunga

Melihat Prospek Pasar Modal di Tengah Kenaikan Suku Bunga

Bank Indonesia menaikkan BI-7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 0,5% atau 50 basis poin menjadi  4,25%. Kenaikan suku bunga acuan  dapat memberikan dampak positif jangka pendek terhadap reksa dana pasar uang. 

Dirjen BI Perry Warjiyo menjelaskan pandangan bank sentral terhadap perekonomian global yang kemungkinan akan melambat pada 2023. Namun dari sisi domestik, BI meyakini perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh antara  4,5% dan 5,3% pada tahun 2022.

Pada saat yang sama, Bank Indonesia mengatakan bahwa inflasi akan sedikit lebih tinggi dari 6% pada tahun 2022, karena harga bahan bakar telah naik, berkontribusi pada inflasi 1,8-1,9%.

Menurut BI, saat ini likuiditas perbankan  masih cukup besar. Namun, pinjaman mulai  stabil pada 10,6%  pada Agustus 2022. Lalu, dana pihak ketiga melambat menjadi 7,8%  pada Agustus 2022. Karena  konsumsi yang meningkat dan minat yang kuat pada obligasi pemerintah ritel (ORI). 

Suku bunga ini merupakan strategi yang baik yang telah Bank Indonesia lakukan. Terutama untuk mengikuti kenaikan suku bunga bank sentral untuk membuat benchmark obligasi domestik lebih menarik. 

Hingga penutupan pasar, IHSG bereaksi positif terhadap kenaikan tersebut. Namun, kenaikan suku bunga dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi, karena biaya bunga juga  menyesuaikan dengan kenaikan dan memperlambat daya beli masyarakat.

Baca juga: Melek Investasi, BEI Catat Investasi Milenial Meningkat Tajam

Dampak Kenaikan Suku Bunga bagi Pasar Modal

Dampak Kenaikan Suku Bunga bagi Pasar Modal
Dampak Kenaikan Suku Bunga bagi Pasar Modal

Hal ini  juga mempengaruhi hasil emiten akibat melemahnya daya beli negara dan kenaikan suku bunga pinjaman. Kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia  sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen pada September 2022 merupakan langkah (BI) dalam upayanya mengantisipasi, mengantisipasi, dan mengantisipasi kenaikan inflasi. di masa depan.

Sebenarnya, kenaikan ini masih dalam kisaran yang wajar. Karena bank sentral tidak akan menaikkan tanpa mempengaruhi perekonomian. 

 Kenaikan ini secara umum dapat berdampak positif pada dana investasi yang memiliki aset yang sensitif terhadap bunga di pasar uang. Reksa dana pasar uang adalah pilihan terbaik untuk jangka pendek sekitar satu tahun.

Namun, untuk investasi jangka menengah seperti saham, kejadian ini dapat menjadi katalis negatif. 

Hal ini karena ketika bunga deposito meningkat, pelaku pasar cenderung memiliki aset yang lebih aman dan kurang berisiko seperti obligasi dan deposito berjangka. 

Misalnya, harga saham emiten perbankan digital bisa turun. Pasalnya, emiten tersebut kekurangan katalis positif. 

Kenaikan suku bunga acuan berbagai bank sentral dunia membuat pelaku pasar menahan dan melihat. Selain itu, investor emiten masih menunggu aktivitas korporasi perseroan. 

Pertumbuhan IHSG tahun lalu masih dalam level yang baik. Jadi jangan takut untuk terus berinvestasi di tengah inflasi dan perubahan yang ada!

Baca lainnya: Ini Dia Dampak Kenaikan Suku Bunga yang Dibuat Bank Indonesia

Sertifikasi Pasar Modal

Related Posts

Read also x