Tertarik untuk melakukan investasi, maka hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah memahami instrumen investasi di pasar modal. Ini merupakan jenis dan produk investasi yang akan kamu temukan di pasar modal. Instrumen investasi itu sendiri ada banyak jenisnya. Nantinya, kamu bisa memilih tergantung dengan kecocokan dan kebutuhan.
Baca juga: Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Instrumen Investasi di Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat yang akan dituju jika akan mulai investasi. Di sinilah nantinya kamu akan menemukan berbagai jenis surat berharga yang bisa diperjual-belikan. Surat berharga inilah yang nantinya termasuk ke dalam instrumen investasi. Ada banyak jenis instrumen investasi di pasar modal, seperti:
1. Saham
Ini merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang cukup terkenal. Saham sendiri merupakan surat berharga yang akan menjadi bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan. Nantinya, investor yang memiliki saham akan mendapatkan hak ketika pembagian dividen.
Selain dari dividen, keuntungan dari saham juga bisa kamu dapatkan dari kenaikan harga atau capital gain saham.
Investasi saham memang menawarkan keuntungan yang tinggi, namun saham sendiri termasuk instrumen investasi dengan risiko yang cukup tinggi. Ada banyak risiko yang mungkin terjadi ketika investasi saham dari mulai delisting, likuidasi, sampai penurunan harga.
2. Obligasi
Selain saham, instrumen investasi di pasar modal lainnya adalah obligasi. Obligasi sendiri merupakan surat utang yang bisa kamu pindahtangankan. Kenaikan nilai ketika surat utang tersebut kamu perjualbelikan merupakan salah satu keuntungan yang bisa investor dapatkan.
Selain itu, keuntungan lain dari obligasi juga bisa didapatkan dari bunga dan juga pelunasan utang dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Obligasi sendiri merupakan instrumen investasi yang termasuk low risk low return. Artinya, nilai keuntungannya tidak terlalu besar namun risiko kerugian yang akan kamu hadapi juga tidak besar. Obligasi ini sendir memiliki banyak jenis, seperti surat berharga negara, obligasi korporasi, obligasi ritel, dan lainnya.
3. Reksadana
Untuk kamu yang ingin investasi tapi tidak punya waktu untuk memantau investasi yang kamu lakukan, maka reksadana adalah pilihan yang tepat. Reksadana merupakan instrumen investasi di pasar modal yang akan menjadi tempat untuk pengumpulan dana dari beberapa investor.
Nantinya dana ini akan dikelola oleh manajer investasi agar mendapatkan return. Dana ini sendiri akan dialokasikan ke berbagai instrumen investasi lain seperti saham, pasar uang, obligasi, dan lainnya.
Kelebihan terbesar dari reksadana adalah investor akan mempercayakan uangnya ke manajer investasi. Dalam lingkup yang lebih luas, maka investor pemula bisa mempercayakan uangnya ke orang yang lebih berpengalaman. Reksadana juga merupakan pilihan yang cocok untuk investor yang tidak punya banyak waktu.
Sementara kekurangan dari reksadana akan tergantung dari instrumen yang ada di dalamnya. Contohnya, jika reksadana saham maka fluktuasinya akan mengikuti harga saham.
4. ETF
ETF atau Exchange Trade Fund merupakan surat berharga mirip reksadana, hanya saja proses jual belinya tidak melalui manajer investasi namun melalui bursa efek. Dalam prakteknya, ETF merupakan surat berharga yang mana dananya berasal dari dana kolektif investor. Cara kerjanya mirip reksadana, namun proses jual belinya mirip saham.
Keunggulan dari ETF adalah investor bisa mendapatkan diversifikasi saham sekaligus. Namun selayaknya saham, maka instrumen investasi di pasar modal ini juga memiliki risiko yang tinggi.
Selain contoh di atas, masih ada beberapa contoh lainnya dari instrumen investasi. Jika kamu tertarik untuk mulai investasi, maka hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah memahami karakter tiap instrumen tersebut. Lalu selanjutnya pilih instrumen investasi di pasar modal yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan kamu.
Baca lainnya: Rugi dalam Saham? Pahami Cut Loss dan Cara Menghindarinya!